Senin, 14 April 2014

Tentang Tafsir Surah Ali-Imran: 137-139 dan Surah Al-Jumu’ah: 9-10



      BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar  Belakang
            Tafsir Al-Qur'an adalah ilmu pengetahuan untuk memahami dan menafsirkan yang bersangkutan dengan Al-Qur'an dan isinya berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan), menjelaskan tentang arti dan kandungan Al Qur’an, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak di pahami dan samar artinya, dalam memahami dan menafsirkan Al-Qur'an diperlukan bukan hanya pengetahuan bahasa Arab saja tetapi juga berbagai macam ilmu pengetahuan yang menyangkut Al-Qur'an dan isinya, Ilmu untuk memahami Al-Qur'an ini disebut dengan Ushul Tafsir atau biasa dikenal dengan Ulumul Qur'an, terdapat dua bentuk penafsiran yaitu at-tafsîr bi al- ma’tsûr dan at-tafsîr bi- ar-ra’yi, dengan empat metode, yaitu ijmâli, tahlîli, muqârin dan maudhû’i. Sedangkan dari segi corak lebih beragam, ada yang bercorak sastra bahasa, fiqh, teologi, filsafat, tasawuf, ilmiyah dan corak sastra budaya kemasyarakatan.
Tafsir berasal dari kata al-fusru yang mempunyai arti al-ibanah wa al-kasyf (menjelaskan dan menyingkap sesuatu). Menurut pengertian terminologi, seperti dijelaskan oleh Al-Hafizh As-Suyuthi dari Al-Imam Az-Zarkasyi ialah ilmu untuk memahami kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, menjelaskan makna-maknanya, menyimpulkan hikmah dan hukum-hukumnya.
Usaha menafsirkan Al-Qur’an sudah dimulai semenjak zaman para sahabat Nabi sendiri. ‘Ali ibn Abi Thâlib (w. 40 H), ‘Abdullah ibn ‘Abbâs (w. 68 H), ‘Abdullah Ibn Mas’ûd (w. 32 H) dan Ubay ibn Ka’ab (w. 32 H) adalah di antara para sahabat yang terkenal banyak menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dibandingkan dengan sahabat-sahabat yang lain.

1.2 Rumusan Masalah
            Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1.2.1. Apakah terjemahan dari Surah Ali-Imran: 137-139 dan Surah Al-Jumu’ah : 9- 10 ?
1.2.2. Bagaimana Tafsir Surah Ali-Imran: 137-139 dan Surah Al-Jumu’ah : 9-10 ?
1.2.3. Apa sebab diturunkannya  Surah Ali-Imran: 137-139dan Surah Al-Jumu’ah : 9-10 ?


1.3 Batasan Masalah
Dalam pembahasan makalah ini penulis hanya membatasi masalah tentang Tafsir Surah Ali-imran: 137-138 dan Surah Al-Jumu’ah:10, serta Sebab diturunkannya Surah tersebut.

1.4 Tujuan Pembahasan
            Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.4.1. Untuk mengetahui arti dari Surah Ali-Imran: 137-139 dan Surah Al-Jumu’ah : 9-10.
1.4.2. Untuk mengetahui Tafsir Surah Ali-Imran: 137-139 dan Surah Al-Jumu’ah : 9-10.
1.4.3. Untuk mengetahui mengapa Surah Ali-Imran: 137-139 dan Surah Al-Jumu’ah : 9-10  diturunkan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Tafsir dan Terjemahan Surah Ali-Imran : 137-139
2.1.1. Surah Ali-Imran : 137


Artinya :
٭ Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul) (QS. 3:137).
Penjelasan Ayat :
Permulaan ayat ini menjelaskan bahwa perjalanan hidup manusia berdasarkan “aturan tetap” yang diberlakukan oleh Allah dan aturan tersebut tidak akan berubah sehingga dunia Kiamat. Apabila melihat ke masa lalu maka akan menjumpai bahwa setiap yang mendustakan kebenaran dan memusuhi orang-orang beriman akan berakhir dengan kehancuran dan kebinasaan. Begitu pulalah nasib orang-orang yang mengikuti jejak mereka pada hari ini karena Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah  kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa sunah-Nya (ketentuan yang berlaku) terhadap makhluk-Nya, semenjak umat-umat dahulu kala sebelum umat Nabi Muhammad saw. tetap berlaku sampai sekarang. Oleh karena itu. kita dituntun supaya melakukan perjalanan dan penyelidikan di bumi, sehingga kita dapat sampai kepada suatu kesimpulan, bahwa Allah dalam ketentuan-Nya telah mengikatkan antara sebab dengan musababnya. Misalnya kalau seseorang ingin kaya, maka ia harus mengusahakan sebab-sebab yang biasa membawa kepada kejayaan. Kalau ingin menang dalam peperangan hendaklah dipersiapkan segala sebab untuk mendapatkan kemenangan. baik dari segi materinya maupun dari segi taktik dan sebagainya. Kalau ingin bahagia di dunia dan akhirat perbuatlah sebab-sebab untuk memperolehnya, dan demikianlah seterusnya. Pada ayat 137 ini, Allah menyuruh kita menyelidiki dan memperhatikan sebab-sebab ditimpakannya azab kepada orang-orang yang mendustakan kebenaran.

2.1.2. Surah Ali-Imran : 138
                                     
Artinya :
٭ (Al quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.(QS. 3:138)
Penjelasan Ayat :
            Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa apa yang tersebut pada ayat 137 adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran orang-orang bertakwa.
Ulama tafsir mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah: memperingatkan kaum muslimin bahwa kekalahan mereka pada perang Uhud adalah pelajaran bagi orang-orang Islam, tentang berlakunya ketentuan sunah Allah itu. Mereka menang pada perang Badar, karena mereka menjalankan dan mematuhi perintah Nabi saw.
Pada perang Uhud pun mereka hampir saja memperoleh kemenangan tetapi oleh karena mereka lalai dan tidak lagi mematuhi perintah Nabi saw. akhirnya mereka terkepung dan diserang tentara musuh yang jauh lebih banyak jumlahnya, sehingga bergelimpanganlah puluhan kurban syuhada dari kaum muslimin, dan Nabi sendiri menderita luka dan pecah salah satu giginya.

2.1.3. Surah Ali-Imran : 139
       
Artinya :
٭ Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.(QS. 3:139)

Penjelasan Ayat :
Ayat ini menghendaki agar kaum muslimin jangan bersifat lemah dan bersedih hati, meskipun mereka mengalami kekalahan dan penderitaan yang cukup pahit pada perang Uhud, karena kalah atau menang dalam sesuatu peperangan adalah soal biasa yang termasuk dalam ketentuan Allah. 
Ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah melarang orang-orang beriman untuk bersikap lemah karena perbuatan tersebut menunjukkan sebagai orang-orang yang tidak percaya kepada Allah Yang Maha Perkasa. Seberapapun jumlah musuh dan sehebat apapun mereka tidaklah boleh membuat orang-orang beriman menjadi lemah sehingga berat untuk berjihad di jalan Allah. Demikian pula Allah melarang mereka dari bersedih hati karena perbuatan tersebut menunjukkan sebagai orang-orang yang tidak percaya kepada Allah Yang Maha Bijaksana. Apapun yang menimpa, seperti penyiksaan, kematian ahli keluarga, kerugian harta benda dan lain sebagainya tidak boleh membuat mereka mejadi sedih sehingga hilang semangat untuk berjihad di jalan Allah.
            Dipenghujung ayat disebutkan bahwa “jika kamu orang-orang beriman”; maksudnya, jika kamu wahai umat Islam adalah orang-orang beriman maka buktikanlah keimananmu itu dengan tidak pernah merasa lemah dan bersedih hati dalam menghadapi musuh-musuh Islam karena orang-orang beriman adalah orang-orang yang berkedudukan tinggi di mata Allah dan pasti mereka akan dimenangkan. Sunnatullah pasti akan diberlakukan.


2.2. Asbabun Nuzul (sebab turunnya) Surah Ali-Imran : 137-139

2.2.1. Asbabun Nuzul Surah Ali-Imran : 137-138
Salah satu metode al-Quran untuk memberi petunjuk jalan dan membimbing manusia adalah mengajak manusia memperhatikan sejarah kaum terdahulu. Dunia tidaklah terbatas pada masa kontemporer.  Sebelum kita banyak sekali manusia yang hidup di dunia ini dan meninggal dunia. Pengenalan sejarah dan akibat perbuatan mereka  merupakan  pelajaran terbaik bagi kita yang hidup dewasa ini.  Karena dunia bagi kita yang hidup dewasa ini  dikelola berdasarkan  Sunnah dan undang-undang tetap ilahi.  Untuk mengenali tradisi ini, kita harus mengetahui sejarah umat manusia terdahulu.
Oleh karenanya, al-Quran mengajak kita melakukan perjalanan di bumi dan mengkaji sejarah orang-orang terdahulu sehingga dengan teliti kita mempelajari kesudahan orang-orang yang baik dan buruk dan jangan sampai kita mengulangi kesalahan-kesalahan orang-orang terdahulu.
 Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎
1.  Membaca sejarah dan kesan-kesan yang tersisa dari peradaban masa silam  sangat  ditekankan oleh Islam dengan syarat disertai dengan perenungan.  
2. Faktor-faktor kemuliaan atau penghinaan di sepanjang sejarah adalah sama dan pengenalan faktor-faktor itu penting sekali buat kehidupan dewasa ini.
3. Meskipun al-Quran diturunkan untuk memberi petunjuk namun, hanya orang-orang bersih saja yang menerima dan diberi petunjuk.


2.2.2. Asbabun Nuzul Surah Ali-Imran : 139
Setelah kekalahan bala tentara Islam dalam perang Uhud, Muslimin telah kehilangan semangat dan mengalami keputusasaan. Ayat ini menghibur jangan sampai karena kekalahan, itupun dikarenakan tidak mentaati pemimpin, kalian menjadikan diri kalian putus asa. Kalian harus menguatkan  iman.  Karena kemenangan berada di tangan kalian. Dalam ayat sebelumnya perhatian kepada sunnah-sunnah  ilahi telah dikemukakan dalam sejarah kaum terdahulu.  Ayat ini menyinggung salah satu dari sunnah yang disaksikan oleh Muslimin dengan mata mereka sendiri.
Ia berkata, "Faktor terpenting kemulaan dan kehormatan suatu bangsa, adalah iman kepada Allah dan taat kepada para utusan  ilahi.  Karena menentang perintahnya dan Rasulnya, akan menyebabkan kejatuhan dan kehinaan dan kalian menyaksikan sunnah ilahi ini dalam perang Uhud."

 Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Iman kepada Tuhan, bukan hanya faktor kemuliaan pada hari kiamat, melainkan di dunia menyebabkan  kemenangan.
2. Kekalahan tidak sepatutnya menyebabkan mundur dan lemah melainkan harus dijadikan pelajaran untuk langkah dan berikutnya.


2.3. Tafsir dan Terjemahan Surah Al-Jumu’ah : 9-10

2.3.1. Surah Al-Jumu’ah : 9


Artinya :

٭ Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.


Penjelasan Ayat :

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahawa apabila muazin mengumandangkan azan pada hari Jumaat, maka hendaklah kita meninggalkan perniagaan dan segala usaha dunia serta bersegera ke mesjid untuk mendengarkan khutbah dan melaksanakan solat Jumaat, dengan cara yang wajar, tidak berlari-lari, tetapi berjalan dengan tenang sampai ke mesjid, sebagaimana sabda Nabi SAW. Tidaklah sah transaksi jual beli yang dilakukan oleh orang yang berkewajiban untuk melaksanakan ibadah Jumat setelah azan berkumandang.
Mazhab Maliki dan Hambali jelas dan tegas bahawa pengharaman adalah selepas azan kedua iaitu di ketika khatib sudah naik ke atas mimbar. Ia juga bertepatan dengan suasana di ketika turunnya ayat al-Quran, semasa hayat baginda Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam (Rujuk Al-Iqna’, Al-Khatib, 1/151: Al-Mughni, Ibn Qudamah, 4/39).
            Cara yang demikian itu seandainya seseorang mengetahui betapa besar pahala yang akan diperoleh orang yang mengerjakan solat Jumaat dengan baik, maka melaksanakan perintah itu (memenuhi panggilan solat dan meninggalkan jual beli) adalah lebih baik dari pada tetap di tempat melaksanakan jual beli dan meneruskan usaha untuk memperoleh keuntungan dunia.
 2.3.2. Surah Al-Jumu’ah : 10
Artinya :

٭ Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Penjelasan ayat :
            Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahawa setelah selesai melakukan solat Jumaat boleh bertebaran di muka bumi melaksanakan urusan duniawi, berusaha mencari rezeki yang halal, sesudah menunaikan yang bermanfaat untuk akhirat. Hendaklah mengingat Allah SWT sebanyak-banyaknya di dalam mengerjakan usahanya dengan menghindarkan diri dari kecurangan, penyelewengan dan lain-lainnya, kerana Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, yang tersembunyi apalagi yang nampak nyata.
            Meninggalkan solat Jumaat merupakan perbuatan yang ditegah kerana solat Jumaat hukumnya adalah wajib, fardu ain ke atas setiap individu muslim. Orang yang meringan-ringankan hukum Allah ini akan mengundang kemurkaanNya dan mereka bakal menerima balasan yang setimpal dengan dosa yang dilakukan. Bahkan orang yang enggan mentaati suruhan Allah, pintu hatinya lama kelamaan akan tertutup daripada mendapat hidayah dan menjadikan mereka semakin sesat dan terus melakukan dosa-dosa yang lain.
            Dari Abu Jakdi ad-Dhamri bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Sesiapa yang meninggalkan solat Jumaat 3 kali dengan sengaja, maka Allah SWT akan menutup hatinya daripada menerima petunjuk" (Hadis riwayat Abu Daud)
Jika seorang lelaki Islam tidak melakukan solat Jumaat, maka ia dianggap sebagai dosa besar. Lelaki Islam yang tidak dapat menunaikannya haruslah menggantikannya dengan solat Zuhur. Akan tetapi, ia hanya diterima jika ia kerana sebab-sebab berikut; jika terlalu sakit, jika terpaksa jaga orang yang sakit tenat, jika terdapat ribut taufan yang besar atau jika dalam keadaan bermusafir.


2.4. Asbabun Nuzul (sebab turunnya) Surah Al-Jumu’ah : 9-10

Diriwayatkan dalam sebuah hadits
Ketika rosulullah sedang berkhutbah jumat, tiba-tiba datanglah para pedagang dengan membawa dagangannya. Dan para sahabat yang sedang mendengarkan khutbah itu berdiri mengerumuni para pedagang yang baru datang tersebut. Melihat kejadian itu turunlah Q.S al-jumuah ayat 9-10.


BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
·        Permulaan ayat ini (surah Ali-Imran:137) menjelaskan bahwa perjalanan hidup manusia berdasarkan “aturan tetap” yang diberlakukan oleh Allah dan aturan tersebut tidak akan berubah sehingga dunia Kiamat. karena itu berjalanlah  kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)
·        Ulama tafsir mengatakan bahwa maksud ayat ini (surah Ali-Imran:138) adalah: memperingatkan kaum muslimin bahwa kekalahan mereka pada perang Uhud adalah pelajaran bagi orang-orang Islam, tentang berlakunya ketentuan sunah Allah itu. Mereka menang pada perang Badar, karena mereka menjalankan dan mematuhi perintah Nabi saw.
·        ‘Ayat ini (surah Ali-Imran:139) juga menjelaskan bahwa Allah melarang orang-orang beriman untuk bersikap lemah karena perbuatan tersebut menunjukkan sebagai orang-orang yang tidak percaya kepada Allah Yang Maha Perkasa
·         Seruan terhadap oarng-orang beriman untuk melaksanakan salat jum’at. Agar seruan tersebut dapat dilaksanakan, maka orang-orang beriman wajib meninggalkan segala kegiatan kerjanya, selama melaksankan salat jum’at itu.
·         Apabila salat jum’at sudah selesai dikerjakan, maka umat islam hendaknya melakukan kembali berbagai kegiata kerjanya yang baik diridai Allah. Selama itu umat islam hendaknya senantiasa mengingat Allah (zikrullah)














DAFTAR PUSTAKA :
http://www.tafaqquhstreaming.com/fsrmm/Buletin%20Tafsir/Ali-Imran%20137-139.pdf/ diakses pada 8 Desember 2013
http://belajarcepatbacaquran.com/q-s-ali-imran-ayat-138/ diakses pada 8 Desember 2013
http://hikmahteladan.blogspot.com/2013/03/surat-al-jumuah-ayat-9-dan-10-beserta.html/ diakses pada 8 Desember 2013
https://www.facebook.com/notes/abu-basyer/tafsir-surah-al-jumuah-ayat-9-11/ 10151825465341040/ diakses pada 8 Desember 2013
http://indonesian.irib.ir/al-quran/-/asset_publisher/b9BB/content/id/5112782/ diakses pada 8 Desember 2013
http://ghuz-unik.blogspot.com/2011/12/makalah-agama-etos-kerja.html/ diakses pada 8 Desember 2013
http://herdiansyah09.blogspot.com/2012_01_01_archive.html / diakses pada 8 Desember 2013
http://nurulmillatina.blogspot.com/ diakses pada 8 Desember 2013